Provinsi Nusa Tenggara Barat akan merayakan Hari Nusantara ke 10 di Pulau Bungin Kecamatan Alas Sumbawa. Peringatan Hari Nusantara yang jatuh 13 Desember akan dipadu dengan HUT NTB ke 51, yang dipusatkan di Bima.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Ali Syahdan mengatakan dipilihnya Pulau Bungin sebagai tempat peringatan hari Nusantara bertujuan untuk memotivasi masyarakat setempat.
Pulau Bungin adalah Pulau terpadat di dunia dengan jumlah penduduk 3.045 jiwa dengan 708 Kepala Keluarga. Pulau itu disebut padat karena wilayahnya seluas tujuh hektar.
“Kami akan menata pulau itu agar tidak terlalu padat,sementara ini sudah ada upaya merehabilitasi jalan untuk membuka akses masyarakat Bungin,”kata Ali Syahdan kepada wartawan di Mataram, Senin 14 Desember 2009.
Pertumbuhan masyarakat Bungin terus berkembang. Bahkan rata-rata emat penduduk tinggal di lahan seluas 1 meter persegi.
Kepadatan penduduk itu juga mengakibatkan rentan konflik sosial dan rentan terkena penyakit menular.
Beberapa waktu lalu delapan orang dinyatakan tewas dan 300 lainnya dibawa ke Puskesmas dan rumah sakit terdekat karena terkena malaria.
Ali menambahkan Pulau yang terletak disebelah utara Sumbawa itu hingga kini masih tetap unik. Mayoritas masyarakat di Pulau itu adalah
nelayan. Namun diantara mereka juga pengembala kambing yang tiap
harinya memakan kertas.
Lho, mengapa kertas? Sebab, di pulau itu tidak ditemukan rumput.
“Pulau Bungin itu cukup potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata karena lokasinya cukup strategis dan banyak yang unik,” tambah Ali.
Sementara, peringatan hari Nusantara Nasional dilaksanakan di Makasar pada 13 Desember bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Departemen Kelautan dan Perikanan.
• VIVAnews
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Ali Syahdan mengatakan dipilihnya Pulau Bungin sebagai tempat peringatan hari Nusantara bertujuan untuk memotivasi masyarakat setempat.
Pulau Bungin adalah Pulau terpadat di dunia dengan jumlah penduduk 3.045 jiwa dengan 708 Kepala Keluarga. Pulau itu disebut padat karena wilayahnya seluas tujuh hektar.
“Kami akan menata pulau itu agar tidak terlalu padat,sementara ini sudah ada upaya merehabilitasi jalan untuk membuka akses masyarakat Bungin,”kata Ali Syahdan kepada wartawan di Mataram, Senin 14 Desember 2009.
Pertumbuhan masyarakat Bungin terus berkembang. Bahkan rata-rata emat penduduk tinggal di lahan seluas 1 meter persegi.
Kepadatan penduduk itu juga mengakibatkan rentan konflik sosial dan rentan terkena penyakit menular.
Beberapa waktu lalu delapan orang dinyatakan tewas dan 300 lainnya dibawa ke Puskesmas dan rumah sakit terdekat karena terkena malaria.
Ali menambahkan Pulau yang terletak disebelah utara Sumbawa itu hingga kini masih tetap unik. Mayoritas masyarakat di Pulau itu adalah
nelayan. Namun diantara mereka juga pengembala kambing yang tiap
harinya memakan kertas.
Lho, mengapa kertas? Sebab, di pulau itu tidak ditemukan rumput.
“Pulau Bungin itu cukup potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata karena lokasinya cukup strategis dan banyak yang unik,” tambah Ali.
Sementara, peringatan hari Nusantara Nasional dilaksanakan di Makasar pada 13 Desember bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Departemen Kelautan dan Perikanan.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar